Budidaya Ikan Sidat Yang Menjanjikan
Ikan sidat merupakan salah satu jenis ikan konsumsi dan komoditas perikanan yang memiliki nilai ekonomis tinggi (Arai 2014). Permintaan pasar internasional, terutama di negara Asia, Eropa, Amerika, dan Australia mencapai 600.000 ton/tahun (WWF 2018). Di pasar dalam negeri, harga ikan sidat ukuran konsumsi berkisar antara Rp130.000– Rp180.000/kg (Affandi 2015) dan di pasar internasional berkisar antara Rp180.000–Rp300.000/kg (FAO 2014), sedangkan harga benih ikan sidat (glass eel) jenis Anguilla bicolor di dalam negeri berkisar antara Rp1.500.000–Rp3.000.000/kg (Affandi 2015) dan glass eel jenis Anguilla japonica mencapai Rp127 juta/kg (SEG 2018).
Tingginya permintaan dan nilai jual tersebut dikarenakan rasanya lezat dan tingginya kandungan gizi pada ikan sidat (Anguilla spp.), terutama asam lemak tidak jenuh omega-3, yakni DHA (1.337 mg/100 g), EPA (742 mg/100 g), serta vitamin A (4.700 IU/100 gr) (Osame 2002 dalam Rovara 2007). Hingga saat ini, 90% pemenuhan permintaan ikan sidat masih berasal dari kegiatan budidaya pembesaran yang benihnya diperoleh dari alam (Widyasari 2013). Tingginya pemanfaatan benih untuk kegiatan budidaya tersebut menyebabkan terjadinya penurunan populasi benih ikan sidat (glass eel dan elver) di alam (Arai 2014; ICES 2011). Penangkapan benih yang terus menerus dari alam menyebabkan terjadinya penurunan populasi yang drastis di beberapa negara (Arai 2014; 2016). Pada tahun 1984–2000, terjadi penurunan pasokan glass eel dan elver, sebesar 64% (Jepang); 43,5% (Eropa); serta 8,3% (Amerika) (Ringuet et al. 2002), bahkan Anguilla anguilla, Linnaeus 1758 telah masuk dalam daftar terancam punah pada IUCN 2013. Data hasil tangkapan glass eel pada tahun 2018 di Laut Utara Eropa tidak lebih dari 2,1% dibandingkan hasil tangkapan pada tahun 1960 (ICES 2018).
Beragam spesies ikan sidat (Anguilla sp.) yang tersebar di seluruh dunia asal usulnya berasal dari Indonesia. Dari hasil penelitian diketahui jika dari 18 spesies ikan sidat yang ada di dunia ternyata 12 spesies ada di Indonesia. Namun, sayangnya belum banyak nelayan di Indonesia yang mengetahui dan mengembangkan ikan ini. Padahal ikan ini sangat diminati di pasar internasional khususnya Cina dan Jepang.
Masyarakat Jepang telah sejak lama mengetahui manfaat yang terkandung di dalam ikan sidat. Kandungan energi ikan sidat yang mencapai 270 kkal/100 g, lebih besar dari telur ayam. Sementara vitamin A yang terkandung di dalamnya tujuh kali lipat lebih banyak dari telur ayam, hingga mencapai 4700 IU/100 g.
Siklus hidup ikan sidat berbanding terbalik dengan ikan salmon. Ikan sidat dewasa akan mengeluarkan telurnya di laut dalam. Setelah menjadi glass eel dan elver, akan berpindah ke air tawar atau payau. Ikan sidat akan bermigrasi kembali ke laut dalam untuk melakukan proses pemijahan setelah dewasa.
Berikut tahapan Budidaya Sidat
1. Persiapan Kolam
Sidat dapat dibudidayakan di kolam tanah, beton ataupun terpal yang disesuaikan dengan sumber daya dan dananya. Hal terpenting dari persiapan kolam pada budidaya sidat adalah sirkulasi air dan aerasi harus terus menerus 24 jam.
A. Jenis Kolam
Kolam beton dan kolam terpal adalah kolam yang paling banyak digunakan untuk budidaya sidat. Karena sifat ikan ini yang sangat peka dengan perubahan lingkungan dan suka seperti habitat alaminya maka kolam beton dan kolam terpal lebih mudah dikontrol lingkungan ekosistemnya.
B. Suhu Kolam
Suhu air kolam yang optimal adalah antara 28° – 32°C. Suhu air kolam ini lebih detail sesuai dengan tahapan budidayanya. Untuk pendederaan glass eel suhu optimal 28°-31°C, untuk pendederan elver suhu optimal 29°-32°C, sedangkan untuk pembesaran memerlukan suhu optimal 28°-32°C.
C. Tingkat pH Pada Air
Tingkat keasaman (pH) air kolam dalam budidaya sidat untuk pertumbuhan optimalnya adalah berkisar 7 – 8. Seperti pada umumnya budidaya perikanan lebih menyukai kondisi pH yang mendekati normal.
pH kurang dari 7 tidak cocok untuk budidaya sidat karena untuk menaikkan ph tersebut memerlukan proses oksidasi yang dapat mengurangi kandungan oksigen dalam air.
D. Kandungan Oksigen
Kandungan oksigen terlarut dalam air merupakan faktor terpenting dalam budidaya sidat. Kandungan oksigen terlarut yang baik untuk pertumbuhan ikan sidat adalah >5 mg/L . Hal ini sesuai dengan kebutuhan oksigen terlarut minimal untuk daerah tropis maupun daerah dingin atau perairan laut.
2. Pemilihan Bibit
Untuk mendapatkan bibit ikan sidat ini tidaklah mudah, karena sebagian besar masih mengandalkan hasil dari tangkapan alam dan belum ada yang bisa memijahkannya. Bibit ikan sidat dimulai dari ukuran terkecil dimana kondisi tubuh bibit sidat masih transparan yang disebut dengan glass eel. Saat ini banyak pengepul bibit sidat yang memasarkan lewat media online.
3. Pakan
Pakan ikan sidat mulai dari pendederan sampai pembesaran dapat berupa pakan alami atau pakan buatan. Pakan alami mulai dari plankton sampai cacing sutra. Pakan buatan dapat berupa pasta ataupun pellet yang disesuaikan dengan umur sidat.
Agar kondisi air kolam selalu terjaga dan pakan alami berupa plankton dapat tumbuh secara optimal diperairan kolam, maka perlu ditambahkan Suplemen Organik Cair GDM Perikanan pada air kolam sebanyak 6 ml/m?3; setiap minggu sekali.
Dan akan lebih baik lagi jika SOC GDM ditambahkan dalam pakan buatan untuk sidat 10 ml/kg pakan. Pemberian pakan sidat rata-rata adalah 2% – 4?ri biomassa bobot sidat tiap hari, yang diberikan 2 kali yaitu pagi sebanyak 40?n malam sebanyak 60%.
4. Tahap Pendederan
Pendederan sidat ada 2 tahap, yaitu pendederan I untuk glass eel dan pendederan II untuk elver.
Pendederan I dilakukan di kolam fiber glass berbentuk bulat dengan kapasitas 500 liter. Padat tebar 20 ekor/liter, dengan masa pemeliharaan 45-50 hari sampai ukuran 500 ekor/Kg. Penggantian air dengan system resirkulasi 75% setiap hari. Pada tahap ini kolam dilengkapi bak filter, aerasi dan Ultra Violet.
Pendederan II dilakukan setelah sidat sudah mulai berpigmen sampai umur 3 bulan atau bobotnya mencapai 50 ekor/Kg. Penggantian air tetap dilakukan dengan system resirkulasi 30% setiap hari.
5. Pembesaran
Tahap pembesaran sidat dilakukan di kolam pembesaran sampai ukuran konsumsi atau 2-3 ekor/Kg. Padat tebar pada tahap ini adalah 5 ekor/M?2;. Pergantian air masih tetap dilakukan sebanyak 40% setiap 3 hari. Pakan yang baik untuk tahap ini adalah pakan pellet yang mengandung protein minimal 40%.
6. Tahap Panen
Ikan sidat yang siap panen untuk konsumsi berukuran 180-200 gram/ekor. Cara panen ikan dapat dilakukan bertahap atau serentak dalam satu kolam.
Jika bertahap, caranya adalah dengan memancing ikan sidat dengan pemberian pakan, saat berebut ikan sidat lebih mudah dijaring. Tetapi jika serentak, kolam harus dikurangi airnya dan ikan sidat digiring ke bak penampungan. Pisahkan ikan sidat berdasarkan ukuran pada bak penampung yang airnya dangkal yang sudah dilengkapi aerator.
Budi daya ikan sidat sebenarnya mirip dengan budi daya jenis ikan lainnya. Dapat menggunakan kolam biasa atau kolam terpal. Jika pertimbangannya biaya, umumnya orang memilih menggunakan kolam terpal, karena lebih murah. (dikutip dari berbagai sumber)