Mangga Chokanan Varietas Mangga Unggul Luar Bias
Siapa yang tak menyenangi rasa buah mangga? Daging yang kenyal dan manis akan meninggalkan kesan segar di tenggorokan Anda. Di Asia, mangga menjadi salah satu jenis buah yang keberadaannya cukup melimpah. Dan, salah satu Negara yang giat mengembangkan varietas buah mangga secara serius adalah Thailand, si negeri Gajah Putih. Memang, Pemerintah Thailand serius menggarap sektor pertanian menjadi salah satu poin unggul dalam sektor pariwisata mereka. Oleh sebab itu, tidak mengherankan jika banyak hasil pertanian dari Thailand yang tersohor hingga ke belahan dunia lainnya.
Di Indonesia, segala sesuatu yang dilabeli nama “Bangkok” pastilah memiliki kualitas super dan jauh di atas yang lainnya dan buah lokal pun tersingkir. Nah, salah satu buah super yang berasal dari Thailand dan banyak digemari di Indonesia adalah Mangga Chokanan. Meski tidak berlabel “bangkok”, namun varian mangga yang satu ini memang berasal dari Thailand dan memiliki kualitas super!Mangga Chokanan atau biasa juga disebut Chauk Anan dan Chooke Anan ini memiliki rasa manis yang tinggal di lidah Anda. Bahkan saking manisnya, mangga ini sering dijuluki mangga madu. Mangga Chokanan merupakan mangga favorit semua orang yang bisa dikonsumsi saat matang sempurna maupun saat masih muda. Rasa mangga chokanan muda memang tidak sama masamnya dengan mangga muda jenis lainnya.
Mangga chokanan ini banyak dibudidayakan dengan sistem tabulampot atau tanaman buah dalam pot. secara genetis ia memang termasuk tanaman buah genjah yang sangat mudah berbuah meski tidak dipelihara secara serius. JIka ditanam di dalam pot, dan bibitnya diperoleh dari hasil okulasi, mangga chokanan akan berbuah di usia 3 sampai 4 bulan. Meski tidak manja, namun pohon mangga chokanan juga tentu memerlukan langkah pemupukan yang teratur dan tepat agar hasil buahnya maksimal. Kabarnya, varietas ini memang gampang berbuah dan jika ditanam dengan sistem budidaya utuh maka ia bisa menghasilkan kira-kira 120 kilogram buah per pohon per tahunnya!Jika Anda berniat menanam mangga chokanan dalam pot, pastikan Anda membeli bibit buah mangga chokanan yang benar. Sebab banyak pedangang nakal maupun yang kurang tahu membedakan mana mangga chokanan dan mana mangga madu anggur. Pastikan pula Anda membuat pot yang tepat. Jangan terlalu besar dan jangan terlalu kecil. Jika terlalu besar, nutrisi yang Anda berikan pada tanaman mangga chokanan akan menyebar ke wilayah tanah lain sehingga tidak diserap maksimal oleh akar tanaman. Sementara itu jika pot terlalu kecil maka akar tanaman ini kehilangan ruang gerak untuk berkembang dan menghasilkan buah yang berkualitas.
Beberapa tahun terakhir, mulai banyak yang melirik budidaya mangga chokanan. Selain karena keunggulan rasa dan warnanya, budidaya mangga asal Thailand ini relatif mudah. Kepala Pemasaran Sentra Tani Bogor Deni Hadian menyebut, budidaya chokanan sama seperti mangga jenis lain. “Jenis mangga apapun sama budidayanya, termasuk chokanan,” ungkapnya.Bibit mangga chokanan dibudidayakan dengan teknik penyambungan atau okulasi. Pada teknik penyambungan, batang bawah bisa menggunakan batang mangga lokal yang terkenal lebih kuat ketimbang batang chokanan. Batang atas, adalah jenis chokanan.Penanaman batang hasil penyambungan sebaiknya diberi jarak antar tanaman sekitar 5 – 6 meter. Jarak antar pohon harus diperhatikan untuk mengatasi lebatnya daun. Ini agar sirkulasi udara dan cahaya tiap pohon tetap terjaga.Mangga chokanan akan mulai belajar berbuah setelah berumur 3 bulan – 4 bulan setelah penyambungan.
Lantaran, mangga ini bersifat tanaman buah dalam pot (tambulapot), teknik budidayanya tidak rumit. Penyiraman, cukup dua kali dalam sehari. Bahkan, jika musim hujan, tanaman tidak perlu disiram. “Pemberian pupuk kandang rutin sekali dalam enam bulan. Ini terus dilakukan meskipun pohonnya sudah besar. Untuk pupuk kimia pemakaiannya 3 bulan sekali,” papar Deni.
Seperti mangga pada umumnya, chokanan akan berbuah pada Oktober -Januari. Namun, karena bersifat genjah (cepat berbuah), chokanan bisa berbuah hingga tiga kali dalam setahun. Pohon berumur dua tahun bisa menghasilkan 20 kilogram (kg) sekali panen.
Pembudidaya lainnya di Bogor, Syahriel M. Said lebih sering menggunakan teknik okulasi atau penempelan mata tunas untuk memperbanyak tanaman. Menurutnya, teknik okulasi lebih menguntungkan. “Okulasi itu kan satu batang bisa beberapa mata tempel, hasilnya bisa lebih banyak dibanding sistem sambung,” ujarnya.
Pemilik Indrapuri Agro ini bilang, proses pembibitan sistem okulasi berlangsung selama 6 – 9 bulan, hingga bibit mencapai tinggi 50 cm – 70 cm. Secara umum, mangga ini lebih baik ditanam di lokasi dataran rendah.
Kata Syahriel, jika ingin tanaman ini panen dua hingga tiga kali dalam setahun, perlu perawatan khusus. “Kandungan pupuk yang digunakan harus banyak mengandung fosfor dan asam amino,” ungkapnya.
Jika membudidayakan dalam pot, ia menyarankan, media tanaman harus rutin diganti, serta memangkas akar. Dalam tempo dua atau tiga tahun sekali, tanaman dikeluarkan, sebagian akarnya dipotong, lalu tanah dan pupuknya diganti, barulah ditanam kembali (diolah dari berbagai sumber).