Mangga Unggul Komersial
Mangga adalah jenis buah yang termasuk dalam genus Mangifera, dengan sebaran sekitar 40 species, berasal dari daerah sekitar perbatasan India dengan Burma, dan sejak 1500 tahun lalu menyebar ke seluruh Asia Tenggara. Umumnya mangga ditanam untuk dipanen buahnya dalam keadaan segar sebagai buah meja, sebagai campuran es buah, dibuat jus buah mangga, sebagai campuran sambal (ikan dan daging) dalam makanan tradisional di beberapa suku bangsa, serta sebagai bahan utama dalam pembuatan manisan buah dalam kaleng maupun manisan buah kering.
Indonesia adalah satu negara penghasill mangga di dunia selain India, China, Thailand, Pakistan, Bangladesh, Brazil, Meksiko dan negara-negara lainnya. Umumnya buah mangga di Indonesia dihasilkan dari pertanaman milik individu yang ditanam di halaman rumah atau dikebunkan terbatas dengan manajemen budidaya yang sangat sederhana dan tidak intensif sehingga variasi, khususnya kualitas buah mangga yang dihasilkan pun sangat tinggi. Dalam kurun waktu beberapa tahun terakhir, banyak pihak mulai mengebunkan mangga secara komersial dalam skala luas dan dengan manajemen budidaya yang sangat intensif. Tujuan akhirnya adalah menghasilkan buah mangga varietas tertentu dengan kualitas buah yang tinggi : keseragaman bentuk, ukuran, bobot, tingkat kematangan dan lama simpan buah mangga. Buah mangga dengan kualifikasi tertentu akan menjadi komoditas ekspor non migas andalan Indonesia ke negara-negara pengimpor buah di seluruh dunia. Hal ini akan menjadi keniscayaan jika mangga ditanam atau dikebunkan secara intensif, termasuk pengaturan saat berbunga dan berbuah yang tidak bersamaan dengan waktu panen raya untuk menghasilkan buah mangga dengan kualitas nomor satu, tentu saja dengan harga yang sepadan dengan intensifitas budidaya yang dilakukan.
Pemilihan buah mangga untuk ditanam oleh individu sebaiknya didasarkan pada pertimbangan 4 faktor : kemudahan berbuah, produktifitas buah, ukuran buah, dan rasa buah. Umumnya, menggabungkan keempat faktor tersebut menjadi satu dalam pemilihan tanaman buah mangga adalah hal yang teramat sulit, oleh karena itu jika ingin menanam hanya satu atau dua varietas mangga, tentukan dulu faktor apa yang paling anda inginkan, apakah faktor kemudahan berbuah menjadi prioritas atau faktor rasa buah yang menjadi pilihan utama. Berbeda dengan pihak-pihak yang mengebunkan mangga secara komersial, orientasi market adalah faktor utama yang menjadi basis pemilihan varietas mangga yang ditanam, artinya mangga varietas apa yang paling disukai oleh konsumen, khususnya konsumen di negara-negara pengimpor buah mangga dari Indonesia, dan itu mungkin saja berbeda dengan varietas mangga yang umumnya di pasarkan di wilayah Indonesia. Pemilihan varietas dan pengembangan mangga komersial skala perkebunan biasanya menyesuaikan dengan karakter pembeli di negara tujuan yang menginginkan mangga berukuran sedang, berkulit warna kuning hingga merah sebagai indikasi tingkat kematangan buah, serta daya simpan buah yang cukup lama. Sementara itu, konsumen di sini umumnya lebih terfokus kepada rasa buah yang manis, tidak terlalu peduli dengan warna kulit buah saat matang, apakah kuning, merah, kuning kehijauan, maupun tetap hijau saat buah masak sempurna.
Berikut ini adalah beberapa varietas mangga komersial, sebagian adalah mangga introduksi dari luar negeri, dan sebagian lagi adalah mangga lokal unggul, yang jika ditanam dan dikebunkan secara intensif, akan sangat berpeluang untuk menghasilkan mangga dengan kualitas nomor satu yang bernilai ekonomi tinggi sebagai komoditas perdagangan.
Namdokmai Mun adalah generasi terbaru dari keluarga namdokmai yang saat ini paling banyak dicari karena masih terbatas sekali peredarannya. Berbentuk memanjang dengan ujung runcing, mangga Namdokmai Mun tergolong mangga jumbo. Buah yang berada pada tanaman muda berumur kurang dari 3 tahun, berbobot minimum 1500 gram, dengan kulit buah masak berwarna hijau tua dengan sedikit semburat warna kuning. Daging buah bertekstur lembut tanpa serat dengan sensasi rasa manis yang sangat menggigit lidah, sangat istimewa untuk parameter rasa buah mangga. Daging buah sangat tebal karena bijinya termasuk biji tipis. Secara umum, tampilannya sangat mirip dengan tampilan mangga Khiosawoei Cross, namun jika dibandingkan dengan Khiosawoei Cross, maka percabangan mangga Namdokmai Mun ini terlihat lebih lentur, dengan daun lemas terjuntai. Selain itu, mangga ini tergolong genjah sedang, mampu berbuah dengan baik jika ditanam di pot dalam jangka waktu kurang dari setahun jika bibitnya tergolong bibit yang berumur setahun atau lebih pasca sambung.
Mangga Chokanan, berasal dari Thailand dan sangat mudah ditemukan karena paling banyak dijajakan di penjaja buah kaki lima di kota Bangkok dan kota-kota lainnya di Thailand. Mangga ini tergolong mangga genjah karena sangat mudah berbuah meski tanaman masih berusia sangat muda, kurang dari setahun pasca sambung. Mangga muda berkulit warna hijau muda dan berubah menjadi kuning terang saat matang. Daging buah muda berasa agak masam dan berubah menjadi sangat manis pada saat buah matang. Tekstur daging halus tanpa serat dan juicy. Bobot buah berkisar 350 - 500 gram per buah
Mangga Khiojay berukuran jumbo asal Thailand, berbobot 1400 hingga 2200 gram per buah, tergolong cukup mudah berbuah jika ditanam di dalam pot, dan mempunyai periode berbunga/berbuah yang panjang, lebih dari setahun, karena bunga akan bermunculan terus menerus, sehingga buah pun bervariasi mulai ukuran pentil hingga buah sempurna siap petik pada tanaman yang sama. Karena berukuran jumbo, daging buahnya sangat tebal dengan tekstur lembut dan dengan rasa manis yang menggoyang lidah. Ukuran jumbo ini pula yang menyebabkan daging buah masak tidak serempak pada buah yang sama, saat ujung buah telah memasuki kemasakan dengan tingkat tertinggi (100%), bagian pangkalnya baru mencapai tingkatan kemasakan sekitar 70%. Oleh karena itu, buah ini paling baik dikonsumsi saat kemasakan buah mencapai rata-rata 70-80%. Pada ukuran buah maksimum (2200 gram), 1 buah mangga cukup untuk dikonsumsi oleh 3-4 orang, benar-benar berukuran jumbo.
Namdokmai adalah mangga paling terkenal di Thailand, dirilis sebagai perbaikan dari varietas mangga Okyong (Okhrong), sebagian orang menyebut mangga ini dengan nama Namdokmai #4 (seri 4), sementara Okyong disebut sebagai Namdokmai #1. Karena berasal dari tetua yang sama, tampilan mangga Namdokmai relatif sulit dibedakan dengan tampilan mangga Okyong, namun sebenarnya perbedaannya cukup jelas, terutama di ukuran lebar daun, warna daun muda, dan panjang buah. Mangga ini termasuk mangga golongan sedang dalam hal kemudahan berbuah, sedikit lebih lambat dibanding Chokanan namun sedikit lebih cepat dibanding khiosawoei. Daging buah bertekstur sangat lembut tanpa serat dengan rasa manis yang menyengat, lebih enak jika dikonsumsi saat buah telah masak fisiogis tanpa perlu menunggu untuk diperam beberapa saat lagi. Di Thailand, mangga namdokmai biasa disantap bersama-sama dengan nasi ketan dan santan kental, dan makanan tersebut adalah makanan wajib jika bertandang ke rumah penduduk setempat.
Mangga Khiosawoei tergolong "mangga panen muda" atau "manenda" paling enak saat ini karena meski tingkat kemasakan buah baru mencapai 50%, daging buah yang masih berwarna putih telah sangat enak untuk dikonsumsi, tanpa menyisakan rasa masam sama sekali. Karena itulah mangga ini merajai buah meja sebagai makanan penutup saat menikmati masakan di hampir semua restoran di Thailand. Khiosawoei yang masak pun sangat istimewa karena tekstur dagingnya sangat lembut tanpa serat dengan intensitas rasa manis yang tergolong luar biasa. Saat masak fisiologis, kulit buah berwarna semu kuning dengan intensitas warna kuning yang lembut. Mangga ini sangat cocok dikonsumsi saat kematangan buah mencapai kisaran antara 50% hingga 80%, dan yang pernah merasakan mangga ini pasti akan ketagihan.
Mangga Nangklangwang (yang berarti mangga dimakan mengkal) ini mempunyai tekstur daging buah yang sangat lembut dengan rasa manis yang cukup menyengat lidah. Meski ukuran buahnya cukup kecil, berkisar antara 200 hingga 300 gram per buah, namun rasa manisnya itu yang mungkin mendasari para pemulia tanaman yang kemudian menyilangkannya dengan mangga "sunset" asal Florida dan menghasilkan mangga baru bernama Mahachanok. Tanaman berbunga dan berbuah pada umur kurang dari 3 tahun, bertajuk rimbun dengan ukuran daun yang panjang.
Ini adalah mangga Thailand yang paling pertama dan paling populer dibudidayakan di Indonesia sejak beberapa tahun lalu. Sayangnya, karena tajuknya sangat rimbun tanpa pangkasan sama sekali yang menyebabkan produktifitas mangga ini per tanaman menjadi cukup rendah. Jika dipanen saat kemasakan buah mencapai 70 - 80%, kualitas daging buahnya istimewa, namun jika terlalu matang, daging buahnya menjadi sangat lunak dan berair, meski demikian rasa manisnya yang dominan menjadikan mangga ini tetap diminati banyak orang untuk ditanam.
Varietas mangga asal Thailand bernama Golden Namdokmai atau Srithong ini masih satu silsilah dengan namdokmai, namun agak berbeda di tampilan kulit buahnya, karena telah berwarna kekuningan saat buah masih kecil, ujung buah sangat runcing, daun lebih lebar, warna lebih muda dengan bentuk daun yang melintir, yang membedakannya dengan namdokmai. Pada dasarnya mangga ini mempunyai kualitas daging buah dan rasa yang nyaris mirip dengan namdokmai namun produktifitasnya sedikit lebih baik dan tentu saja karena tampilan buahnya yang berbeda yang membuat varietas mangga ini banyak dicari orang.
Varietas Khiosawoei Cross, dinamakan "cross" atau silangan, karena mangga varietas baru ini ditengarai adalah hasil persilangan antara varietas namdokmai dengan varietas khiosawoei. Mangga silangan ini masih sangat terbatas penanamannya dan lebih banyak beredar di kalangan kolektor dan penghobi tanaman buah, itu lebih karena pohon induk untuk pengambilan entres sebagai bahan untuk pembuatan bibit baru masih sangat terbatas jumlahnya. Ukuran buah tergolong jumbo dengan bobot 1200 hingga 1500 gram per buah, berkulit hijau tua dengan daging agak keputihan yang berubah menjadi kekuningan dan "deep orange" pada bagian dekat biji. Rasa daging buah tergolong istimewa dengan tingkat kemanisan sangat tinggi, tekstur daging buah lembut namun kesat, dan tanpa serat sama sekali. Kombinasi antara keistimewaan rasa buah dan ukuran buah yang jumbo yang menjadikan varietas mangga ini sangat dicari para penghobi tanaman buah untuk ditanam sebagai mangga koleksi di rumah.
Mangga Golek India mirip dengan mangga golek lokal yang banyak ditanam masyarakat di sini, yang membedakannya adalah ukuran mangga Golek India yang lebih jumbo, dengan bobot maksimum bisa mencapai 1500 gram per buah, serta warna kulit buah yang lebih muda (light green). Jika kulit buah muda terpapar sinar matahari sepanjang hari, terbentuk rona warna merah pada bagian pangkal buah. Daging buah berwarna kuning dengan tekstur daging yang lembut tanpa serat, beraroma sangat khas, rasa manis dan dengan biji yang tergolong sangat tipis, sehingga persentase daging buah yang dapat dimakan sangat besar. Mangga ini tergolong mangga genjah sedang, gampang berbuah pada usia tanaman yang masih muda jika ditanam, baik ditanam sebagai tanaman buah dalam pot (tabulampot) maupun ditanam di lahan. Ciri khas lain dari mangga ini adalah daunnya yang besar, lebar, dan panjang dengan daun muda (flush) berwarna hijau muda.
Mangga Irwin cukup banyak ditanam di halaman rumah, lahan kompleks perumahan kelas menengah maupun ditanam di dalam pot, karena mangga asal Australia ini mempunya dominasi warna ungu yang cukup mencolok, yang membedakannya dengan warna buah mangga yang lazim ditemukan dan ditanam di Indonesia. Jika selama proses pertumbuhan dan perkembangan buah terkena intensitas cahaya matahari penuh, kulit buah akan berwarna ungu kemerahan dengan intensitas warna ungu kemerahan yang kuat. Gen pembawa warna merah inilah yang banyak digunakan oleh para pemulia tanaman (breeder) dalam persilangan untuk menghasilkan mangga varietas baru dengan warna ungu kemerahan dan rasa yang lebih baik, mangga "yuwen" misalnya. Mangga Irwin berbobot antara 350 hingga 700 gram perbuah, daging buah berwarna "deep orange", agak berair, aroma "sengir" cukup kuat, masih mengandung sedikit serat dengan sensasi rasa masam yang mengikuti rasa manis saat buah masak sempurna.
Mangga yang berukuran kecil ini selain dikenal dengan nama Manalagi Probolinggo, juga dikenal sebagai mangga Madu Anggur karena dompolan buahnya yang banyak seperti anggur dengan bintik-bintik cokelat seperti madu di antara daging buahnya. Cukup masam rasanya saat masih muda dan berubah manis saat buah masak dengan cita rasa khas, disertai daging buah yang kesat dengan kandungan serat yang lumayan adalah ciri khas dari mangga ini. Sangat populer sebagai salah satu varietas buah mangga yang diperdagangkan di wilayah Jawa Timur dan Jawa Tengah.
Manalagi Situbondo adalah salah satu mangga lokal berukuran jumbo, bisa mencapai bobot 1500 gram, bentuk buah yang beragam dengan bobot buah yang beragam pula. Tekstur daging buahnya sangat kompak, tebal, kesat dengan rasa buah yang sangat istimewa. Itu sebabnya mangga ini diberi nama Manalagi karena setelah merasakan mangga ini, orang akan ketagihan dan mencari mangga ini lagi. Meski produktifitas tanaman tidak tinggi, mangga ini sangat diminati, baik untuk ditanam maupun untuk diperdagangkan.
Mangga lokal asal Majalengka dan Cirebon ini adalah mangga lokal yang harganya relatif stabil tinggi dan paling sering dipajang di rak buah di supermarket, lebih karena tampilannya yang menarik dan atraktif dengan gradasi warna merah kuning yang mencolok. Daging buahnya lembut dengan kandungan air cukup tinggi, rasa manis bercampur masam mendominasi mangga ini dengan aroma sengir yang khas, serta kandungan serat yang lumayan terselip di antara daging buah. Banyak dikebunkan di Jawa Barat karena varietas ini adalah salah satu mangga populer di sana.
Salah satu kenalan breeder (pemulia) tanaman di Thailand mengakui bahwa mangga Arumanis adalah mangga dengan cita rasa terbaik di dunia, mungkin sedikit berlebihan, namun harus diakui bahwa mangga Arumanis adalah mangga yang paling populer di Indonesia. Juga dikenal dengan nama mangga Gadung, Arumanis dikembangkan sebagai varietas komersial sejak tahun 80-an, mangga Arumanis sangat mudah ditemukan karena banyak ditanam di halaman rumah penduduk, khususnya di pulau Jawa, juga banyak dikembangkan sebagai buah unggulan di banyak daerah, dan buahnya memenuhi serta mendominasi hampir semua lapak penjual buah saat puncak musim buah di bulan September hingga Desember setiap tahun. Selain nama arumanis, mangga ini juga dikenal dengan nama mangga Gadung. Berdaging tebal dengan tekstur daging lembut berwarna kuning hingga oranye di bagian yang dekat biji, tanpa serat sama sekali dan rasa manis yang menggigit adalah ciri khas utama mangga ini. Sayangnya, di pasaran ditemukan begitu banyak variabilitas ukuran buah mangga Arumanis, itu karena perbanyakan tanaman dilakukan dengan mengambil entres dari Pohon Induk Komunal (PIK), bukan entres yang berasal dari Pohon Induk Tunggal (PIT), dari klon unggulan, Arumanis klon 143 misalnya.
Mangga Golek adalah mangga lokal yang sangat populer, golek dalam bahasa Jawa berarti mencari, maknanya adalah orang yang pernah merasakan nikmatnya makan mangga ini akan mencari lagi. Buahnya berbentuk lonjong memanjang dengan variasi bobot yang beragam, mulai dari mangga golek berukuran kecil (kurang dari 150 gram per buah), berukuran sedang (300 hingga 600 gram per buah) hingga mangga golek berukuran besar (lebih dari 800 gram per buah. Daging buahnya bertekstur lunak, sedikit berair, tidak berserat, dengan rasa manis sedang. Selain dikonsumsi sebagai buah meja, mangga golek juga favorit dijadikan jus, dan banyak dijajakan di lapak-lapak pedagang kaki lima saat musim buah mangga. Di beberapa wilayah di Indonesia, irisan kecil memanjang mangga golek muda dijadikan campuran sambal untuk menemani makanan yang berbahan dasar ikan laut, mungkin karena rasanya yang masam. (disadur dari berbagai sumber dan leira-fruit).