Sejak Saat Hujan Karya Aan Mansyur
jika saja waktu dan kenangan adalah layang-layang
sudah kugulung benang-benangnya dan kugunting
bagian yang tak kuingin.
hari itu hujan curah tak begitu deras namun lama,
kaca jendela berembun hingga tak perlu juntai tirai
sebagai selubung, tak akan ada orang yang melihat kita, bisikmu
lalu kau buka kancing-kancing baju dengan tangan gemetar
memperlihatkan kerumunan tahi lalat yang kau rahasiakan
di sisi kiri payudaramu yang perawan menawan
kau tuntun tanganku menghitungnya satu per satu
tetapi aku gagal menyebut jumlah.
setiap hujan seperti ini, aku berkeringat teringat
hangat tubuhmu, dan meski kukatup mata sepenuh tutup
sedikitpun tak ada yang terlupa, seluruh benar-jelas-selalu
tahi lalat yang tak pernah kutahu jumlahnya itu
kini menjelma jutaan belatung yang tak kenal kenyang
dan usiaku adalah bangkai-bangkai kucing dan anjing
jika saja waktu dan kenangan adalah layang-layang,
di saat-saat hujan begini, sudah ada seorang lain perempuan
yang pahanya jadi bantal dan tangannya mencabut
uban-uban di ubun-ubunku.